[IslamRahmatanLilAlamin] Khilafah Negara Penjaga Akal Manusia

Sebagai ciptaan terbaik, Allah swt membedakan manusia dari hewan dengan kenikmatan akal. Meski sama-sama dikarunia otak, manusia memiliki kemampuan berpikir sedangkan hewan tidak. Itulah yang membuat kehidupan manusia lebih mulia dan penuh berkah. 

Agar manusia tetap mulia, Allah swt menurunkan aturan demi menjaga akal manusia. Syariah Islam dengan tegas mencegah dan melarang segala perkara yang merusak akal seperti minuman keras (muskir) dan narkoba (muftir). Untuk itu, Rasul saw melaknat 10 golongan yang terkait dengan khamr. “Rasulullah saw melaknat dalam hal khamr sepuluh pihak: yang memerasnya, yang diperaskan, yang meminumnya, yang membawanya, yang dibawakan, yang menuangkan, yang menjualnya, yang memakan harganya, yang membeli dan yang dibelikan.” (HR at-Tirmidzi dan Ibn Majah)

Bagi peminum khamr, jika terbukti di pengadilan, maka dalam Islam ia dijatuhi sanksi jilid (cambuk) sebanyak 40 atau 80 kali. Sementara untuk selain peminum khamr, maka sanksinya diserahkan kepada Khalifah atau qadhi, sesuai ketentuan syariah yang harus memberikan efek jera.

Penjagaan terhadap akal juga Allah swt tegaskan dalam kewajiban menuntut ilmu, melakukan tadabbur, ijtihad, dan berbagai perkara yang bisa mengembangkan potensi akal manusia dan memuji eksistensi orang-orang berilmu (Lihat: QS al-Mujadilah [58]: 11)

Karenanya, negara dalam islam wajib menjamin kemudahan akses bagi seluruh rakyat terhadap pendidikan dengan biaya murah bahkan gratis. Negara juga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kelengkapan sarana prasarana pendidikan serta tenaga pengajar yang terjamin kehidupannya. Sehingga bisa melahirkan banyak ulama serta ilmuwan kelas dunia seperti Imam Syafi'i, Maliki, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Haytham, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusyd, dan lain-lainnya.

Inilah yang akan terjadi ketika syariah Islam secara sempurna diterapkan oleh negara dalam bingkai daulah Khilafah. Akal terjaga, kehidupan manusia mulia. []