Syariah dan Khilafah Wujudkan Rahmatan Lil ‘Alamin


Tak diragukan lagi, wajib bagi kita semua menegakkan Khilafah. Apalagi para ulama seluruh mazhab telah menyepakati hal itu. Imam Ibnu Hazm dalam kitab Al-Fashlu fi al-Milal wa al-Ahwa‘ wa an-Nihal, (4/78) menyebutkan, “Telah sepakat semua Ahlus Sunnah, semua Murjiah, semua Syiah, dan semua Khawarij tentang kewajiban Imamah (Khilafah).”

Khusus dalam lingkup empat mazhab Ahlus Sunnah, Syaikh Abdurrahman al-Jaziri menyebutkan, “Para imam mazhab yang empat (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad dan Imam Syafii] rahimahumulLah telah sepakat bahwa Imamah (Khilafah) itu fardhu, dan bahwa kaum Muslim harus mempunyai seorang imam (khalifah) yang akan menegakkan syiar-syiar agama dan menolong orang yang dizalimi dari orang zalim. Mereka juga sepakat bahwa kaum Muslim dalam waktu yang sama di seluruh dunia tidak boleh mempunyai dua imam, baik keduanya sepakat atau bertentangan.”

Oleh karena itu, kita wajib bersungguh-sungguh melaksanakan kewajiban itu. Syaikh Abdul Qadim Zallum (Amir kedua Hizbut Tahrir) dalam kitab Nizham al-Hukm fi al-Islam (hlm. 34) menyebutkan, “Mengangkat seorang khalifah adalah wajib atas kaum Muslim seluruhnya di seluruh penjuru dunia. Melaksanakan kewajiban ini—sebagaimana kewajiban manapun yang difardhukan Allah atas kaum Muslim—adalah perkara yang pasti, tak ada pilihan di dalamnya dan tak ada toleransi dalam urusannya. Kelalaian dalam melaksanakan itu termasuk sebesar-besar maksiat, yang pelakunya akan diazab oleh Allah dengan azab yang sepedih-pedihnya.”

Tentang tegaknya Khilafah, memang bukan perkara mudah mengingat besarnya hambatan, tantangan, gangguan dan rintangan yang terus menghadang. Namun, kita harus yakin, semua itu bisa diatasi dan Khilafah pasti akan tegak. Mengapa? Karena tegaknya Khilafah adalah janji Allah. Semua janji Allah pasti akan terwujud asal kita memenuhi semua syarat-syarat bagi terwujudnya janji-janji itu.

Jatuhnya  Ibukota Romawi Timur, Konstantinopel, ke tangan Islam sebagai contoh, memang sangat sulit. Namun, karena keyakinan para sahabat dan pejuang Islam pada waktu itu bahwa jatuhnya Romawi Timur ini adalah sebuah kemestian, maka misi yang sangat sulit itu tetap saja dilakukan. Ekspedisi untuk menaklukkan Konstantinopel sudah dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan. Sejarah kemudian membuktikan Konstantinopel akhirnya jatuh pada tahun 1453M atau lebih dari 700 tahun kemudian oleh pasukan yang dipimpin oleh Muhammad al-Fatih. Ketika Panglima Muhammad al-Fatih masuk ke benteng Konstantinopel, ia  teringat pada hadis yang berbunyi Fala ni’ma al-amir, amiruha. Fala ni’ma al-jaiz fadzalika al-jaiz (Sebaik-baik panglima perang adalah panglima perang yang menaklukkan Konstantinopel, dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkan Konstantinopel).

Hadis itu dibaca oleh Muhammad al-Fatih seolah-olah Nabi saw. memuji dirinya. Padahal hadis itu diucapkan pada 700 tahunan sebelum peristiwa besar itu terjadi.

Bila untuk menaklukkan Konstantinopel yang merupakan jantung adikuasa Romawi Timur saja akhirnya bisa dilakukan, apalagi untuk sebuah Khilafah yang sudah pernah ada, dan tinggal membangkitkan memori umat, tentu insha Allah juga akan bisa diwujudkan. Bahkan tidak sedikit pengamat dunia internasional pun  memperkirakan Khilafah Islam akan segera tegak. Bila mereka yang notabene non-Muslim saja memprediksi bahwa Khilafah Islam akan berdiri, mengapa kita masih saja ragu?

Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan hukum syariah dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. Keberadaannya akan menjamin perwujudan rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin melalui penerapan syariah Islam secara kaffah, persatuan umat dan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Penerapan syariah secara kaffah akan mewujudkan kebaikan bagi semua, baik Muslim maupun non-Muslim, karena risalah Islam memang diturunkan untuk semua manusia (rahmatan li al-‘alamin). Penerapan syariah secara kaffah itu akan melahirkan perlindungan terhadap agama, akal, harta, jiwa, keturunan, keamanan serta perwujudan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan. Muslim maupun non-Muslim akan merasakan kebahagiaan hidup di dalamnya.

Fakta sejarah peradaban Islam yang membentang selama lebih dari 1400 tahun menjadi bukti nyata kemampuan Islam untuk memberikan kerahmatan itu. Sejarahwan terkemuka seperti Will Durant, dalam The Story of Civilization, vol. XIII, mengakui kehebatan peradaban Islam. Ia menulis:

Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas, hingga berbagai ilmu, sastera, filsafat dan seni mengalami kemajuan luar biasa, yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.

Oleh karena itu, tidak ada yang perlu ditakutkan dari syariah dan Khilafah karena keduanya adalah bagian dari ajaran Islam yang akan membawa kebaikan. Ibarat orang sakit, keduanya adalah obat yang bakal menyembuhkan sakit parah yang sudah amat lama kita derita. Kita juga tidak perlu ragu untuk mencampakkan sekularisme, baik sistem politik demokrasi maupun sistem ekonomi liberal. Sistem itu telah nyata-nyata menimbulkan berbagai persoalan dan penderitaan kepada seluruh rakyat seperti yang saat ini kita alami, juga menjadi jalan bagi penjajahan gaya baru (neoimperialisme) atas negeri yang kita cintai ini.

Ketika hukum-hukum Allah ditegakkan secara sempurna di dalam Khilafah, kebaikan dan keberkahan pasti akan dilimpahkan Allah SWT. Rasulullah saw. bersabda, “Satu hukum had (sanksi syariah atas kejahatan tertentu) yang ditegakkan di muka bumi lebih baik bagi manusia daripada mereka diguyur hujan selama 30 atau 40 hari.” (HR Ahmad).

Maka dari itu, siapapun Anda, pegawai negeri atau swasta, pejabat pemerintahan, polisi, tentara, pengusaha, intelektual, buruh, mahasiswa, pelajar ataupun rakyat biasa, marilah kita bersama-sama berjuang menegakkan syariah dan Khilafah. Hizbut Tahrir mengajak saudara-saudara semua untuk bersungguh-sungguh secara konsisten memperjuangkan perkara yang sangat penting ini, yang akan menentukan tegak tidaknya hukum Islam yang akan menjamin penyebaran rahmatan lil alamin dan akan menentukan perwujudan kemuliaan Islam dan umatnya atau ‘izzul Islam wal Muslimin.

Songsonglah janji Allah SWT dan berita gembira Rasul-Nya akan kembalinya Khilafah di muka bumi dengan penuh semangat dan rasa optimis. Penuhilah panggilan Allah SWT dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar (QS at-Taubah [9]: 119). [VM]

Tidak ada komentar untuk "Syariah dan Khilafah Wujudkan Rahmatan Lil ‘Alamin"